Pages

TRADISI BACA SHALAWAT NARIYAH 4444 KALI

Jumat, 04 Januari 2013




A.    Pendahuluan
Manusia dengan daya tahunya serta daya capainya mampu membuat sebuah karya yang berbudaya. Maka kalau seandainya diketahui bahwa alat yang dibuatnya itu tidak mencapai sesuatu yang terlalu baik bagi tujuannya maka diusahakan perbaikannya terus-menerus. Jadi kebudayaan sebenarnya memiliki arti penting dan sekaligus sangat diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena melalui budaya inilah kebudayaan menjadi seni yang hidup senapas dengan mekarnya rasa keindahan yang tumbuh dalam sanubari manusia dari masa ke masa dan hanya dapat dinilai dengan ukuran rasa.[1]
Warisan nenek moyang yang mendarah daging ini diperkenalkan turun-menurun dan menjadi tradisi yang terus dijaga kelestariannya hingga saat ini, meski sebenarnya ada sebagian tradisi yang punah. Salah satu kesenian tradisional yang masih cukup lestari adalah tradisi membaca shalawat Nariyah sebanyak 4444 kali, dalam kenyataannya tradisi ini bernapaskan islam dan merupakan hasil usaha Tokoh masyarakat kampung Sukamanah desa Kabasiran Rt 02/01 kecamatan Parungpanjang-Bogor yang sangat menjunjung nilai-nilai luhur shalawat ini.










B.     Pengertian shalawat nariyah
Shalawat Nariyah adalah sebuah shalawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh ini hidup pada zaman Rasulullah Saw. Dan termasuk salah satu sahabat nabi. Ia menekuni bidang ketauhidan. Ia juga selalu melihat kerja keras Rasulullah Saw. Dalam menyampaikan wahyu Allah Swt,. Mengajarkan agama islam, amal saleh dan akhlaqul karimah, sehingga ia pun selalu berdo’a kepada Allah Swt  dan.  Memohon keselamatan serta kesejahteraan untuk Rasulullah Saw. Perlu di ketahui bahwa do’a-do’ayang menyertakan nabi biasa disebut shalawat.
Diriwayatkan, suatu malam Syekh Nariyah membaca shalawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah itu, ia mendapat karomah dari Allah Swt. Maka, dalam suatu majelis, ia mendekati Rasulullah Saw. Dan meminta dimasukan ke surga pertama kali bersama beliau.
Rasulullah Saw. pun mengiyakan permintaan Syekh Nariyah. Saat,itu ada salah seorang sahabat cemburu dan meminta dido’akan seperti Syekh Nariyah. Namun, beliau mengatakan tidak bisa karena Syekh Nariyah sudah meminta hal tersebut lebih dahulu.   
Mengapa permintaan sahabat itu ditolak oleh Rasulullah Saw, sedangkan permintaan Syekh Nariyah dikabulkan ? sebab, setiap malam, Syekh Nariyah mendo’akan keselamatan dan kesejahteraan Rasulullah Saw. Orang yang mendo’akan beliau, pada hakikatnya adalah berdo’a untuk dirinya sendiri. Sebab, Allah Swt. sudah menjamin nabi-nabi-Nya. Sehingga do’a itu berbalik kepadaorang yang mengamalkannya dan mendatangkan keberkahan yang kuat. Dengan begitu, Rasulullah berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan do’a umat yang bershalawat kepadanya.[2]
Berikut nash shalawatnya:
اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
 “Ya Allah, berikanlah shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Baginda kami Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan diperoleh segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, dan kepada keluarganya, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang engkau miliki.”
Adapun keutamaan shalawat nariyah adalah sebagai berikut:
a.       Allah swt akan melenyapkan kesedihan dan kedukaan, serta menghapus kesedihan dan bahaya yang menimpa orang yang membacanya.
b.      Allahswt akan memudahkan segala urusan orang tersebut, memberikan cahaya kepada hatinya, dan meninggikan martabatnya.
c.       Allah swt akan membuat rezekinya, dan membukakan baginya semua pintu kebaikan dan kebajikan secara berlimpah.
d.      Allah swt akan mengamankannya dari bencana yang menimpanya pada masanya serta menyelamatkannya dari malapetaka kelaparan dan kemiskinan.
e.       Allah swt akan menjadikan dirinya dicintai oleh semua orang.
f.       Dan, tidak sekali-kali ia memohon sesuatu kepada allah swt, melainkan dia akan memberinya.[3]

C.    Sekitar Sejarah dan Perkembangan Tradisi Baca Shalawat Nariyah 4444 Kali 
Tradisi baca Shalawat Nariyah 4444 kali ini lahir dari inspirasi almarhum KH Muhammad zen  ketika menuntut ilmu di Maribaya dan merupakan amalan gurunya yaitu Mama Maribaya, yang rutin melapalkan baca Shalawat Nariyah sebanyak 4444 kali bersama santri-santrinya dan masyarakat maribaya dilaksanakan ketika ba’da shalat magrib sampai waktu shalat isya tiba.  Menurut beliau saya ingin mendapatkan keberkahan dari shalawat ini dan sekaligus beribadah kepada Allah Swt.[4]
Tradisi baca Shalawat Nariyah 4444 kali ini tidak diketahui dengan pasti kapan mulai di dilaksanakan tapi yang jelas tradisi baca Shalawat Nariyah 4444 kali dilaksanakan di Sukamanah desa Kabasiran Rt 02/01 kecamatan Parungpanjang-Bogor ini ketika pindahnya KH Muhammad zen ke sukamanah akibat peristiwa kebakarannya pondok pesantren Nurul Hikmah.
Mengenai perkembangan Tradisi baca Shalawat Nariyah 4444 semakin dibenahi, diatur dan disesuaikan dengan keadaan. Maksudnya ketika keadaannya ada tahlilan, selamatan, akan dilakukan tempat pembacaan baca Shalawat Nariyah 4444 ke tempat yang mempunyai hajat, tentunya kalau bertepatan dengan malam rutinitas (malam jum’at) membaca Shalawat Nariyah.

D. Persiapan dan Jalannya Pembacaan Shalawat Nariyah 4444 Kali
Dalam persiapan pembacaan Shalawat Nariyah 4444 kali, diperlukan adanya batu yang berukuran sebesar kelereng sebanyak 4444 sebagai syarat kelengkapan. Hal ini bertujuan agar jumlah bacaan Shalawat Nariyah ini berjumlah 4444. Selanjutnya ketika tiba shalat magrib jama’ah langsung berkumpul di masjid, biasanya yang berkumpul orang tua, pemuda ibu-ibu dan anak-anak. Hal ini menandakan sangat antusiasnya masyarakat terhadap tradisi bacaan shalawat Nariyah ini.
Setelah semuanya berkumpul acara dilanjutkan dengan membaca Hadorot, selesai membaca hadorot langsung membaca  Shalawat Nariyah 4444 secara bersama-sama, setiap orang yang selesai membaca satu shalawat maka harus mengambil satu batu begitu seterusnya sampai batu habis dan  ini  menjadi pertanda bahwa  bacaan Shalawat Nariyah sudah berjumlah 4444. Selesai membaca shalawat dilanjutkan dengan pembacaan surat yasin sekali yang dilapalkan secara bersama-sama dengan para jama’ah (masyarakat sekitar yang hadir) dan selanjutnya dilanjutkan dengan pembacaan do’a yang dilakukan oleh tokoh masyarakat dan di amieni oleh para jama’ah . Biasanya setelah acara benar-benar selesai acara selanjutnya adalah makan-makan, berupa makanan ala pedesaan seperti papais, ranginang, nasi uduk, kopi dan sebagainya tergantung kemampuan warga masyarakat sekitar yang menyumbangkan makanannya untuk kepentingan Tradisi baca Shalawat Nariyah.





E.     Penutup
Bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lainnya, serta kebiasa yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.[5] Berdasarkan pengertian ini Maka adat istiadat atau tradisi  dapat ditarik kesimpulan sebagai suatu perbuatan manusia atau masyarakat yang memiliki fungsi untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat estetika pada orang yang mengalaminya. Dalam tradisi baca Shalawat Nariyah 4444 kali ini masyarakat ditempatkan sebagai mahluk sosial yang berusaha menimbulkan kesenangan yang dijadikan sarana untuk meraih keberkahan dengan menunjukan kepercayaannya pada Tuhan. dan  Sebagai salah satu tradisi tradisional bangsa Indonesia maka tradisi Shalawat Nariyah layak dilestarikan sebagai bukti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab.

Daftar Pustaka
Al-Hamidi, M.T., Resep Dahsyat Menjadi Muslim Miliader, Yogyakarta: Pustaka Almazaya, 2012.
Prasetya, Joko Tri, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Jurnal agama dan budaya Tsaqo’fah vol. 09 no. 02 (Juli-Desember) 2011, Serang: diterbitkan Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fak. Tarbiyah dan Adab IAIN SMH Banten, hlm 104.
Hasil wawancara dengan al-marhum KH: Muhammad Zen
Hasil wawancara dengan Ustad Muji yang merupakan menantu dari al-marhum KH: Muhammad Zen




[1] Jurnal agama dan budaya Tsaqo’fah vol. 09 no. 02 (Juli-Desember) 2011, Serang: diterbitkan Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fak. Tarbiyah dan Adab IAIN SMH Banten, hlm 104.
[2] M.T. al-Hamidi, Resep Dahsyat Menjadi Muslim Miliader, Yogyakarta: Pustaka Almazaya, 2012, hlm 129.
[3] Wawancara dengan Ustad Muji yang merupakan menantu dari al-marhum KH: Muhammad Zen
[4] Pengakuan ini merupakan hasil wawancara dengan beliau ketika masih hidup.
[5] Joko Tri Prasetya dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, hlm 29.

1 komentar:

Edydjoe mengatakan...

Bagus sekali ulasannya , Ijin Share ya terima kasih

Posting Komentar