Pages

Ishak Rafick Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia

Jumat, 29 April 2011


Berangkat dari kegelisahan melihat carut-marut negeri ini, peranan serta ketangguhan negara dan korporasi dalam menghadapi gejolak krisis ekonomi yang melanda Indonesia (1997/1998); mendorong kita merenungkan makna: ada apa di balik semua ini?
Ishak Rafick, wartawan yang mumpuni dan penuh ide, mencoba memetakkan dan melakukan analisis, mengapa Indonesia gagal “tinggal landas” (take off) setelah 32 tahun rezim Orde Baru (Presiden Soeharto) membangun negeri ini. Berbagai kelemahan struktural dan penyimpangan di masa kepemimpinan Soeharto dianalisis dari perspektif jurnalistik.
Dari lima Presiden Indonesia, menurut Rafick, tak satu pun yang mampu membawa negeri ini menjadi bangsa yang bermartabat; baik secara ekonomi maupun politik. Semua presiden tunduk pada mekanisme Washington, konsensus yang dikomandoi IMF yang berwatak neoliberal. Akibatnya, kebijakan yang dihasilkan acapkali meminggirkan rakyat.
Dominasi pragmatisme dan politik uang yang begitu masif, mengakibatkan Indonesia mudah dipengaruhi oleh pandangan ortodoks dan neoliberal yang mengecilkan peranan negara dalam memakmurkan dan menyejahterakan rakyat, sesuai amanat UUD 1945. Negara hanya memperjuangkan kepentingan segelintir elite, sedangkan rakyat diserahkan kepada belas kasihan mekanisme pasar (market mechanism).
Buku Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia, merekam berbagai ketimpangan yang terjadi dan kerawanan di bidang ekonomi, sosial, dan politik sejak Orde Baru hingga pasca-reformasi. Presiden Soeharto dengan kebijakan ekonominya didukung sepenuhnya oleh para ekonom yang dijuluki “Mafia Berkeley”, yang implikasinya pada polarisasi Indonesia begitu terasa. Pada akhirnya, Soeharto tak mampu membendung tekanan yang menginginkan perubahan dan demokratisasi yang berjalan dengan baik.
Pengganti Soeharto, B.J. Habibie, dalam banyak hal berupaya memenuhi tuntutan reformasi dengan menyusun Undang-undang Kebebasan Pers, Undang-undang Desentralisasi, dan Undang-undang Pemilu. Dia berhasil menegakan landasan demokratisasi sesuai tuntutan reformasi. Di sisi lain, Habibie melaksanakan banyak permintaan IMF (International Monetary Fund), terutama dalam kaitannya dengan rekapitalisasi perbankan, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), dan Master Settlement and Acuisition Agreement (MSAA).
Menurut Rafick, setelah Presiden Soekarno, hanya Presiden B.J. Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid yang berani melawan IMF. Habibie dianggap berhasil mereformasi BUMN, sedangkan Gus Dur dinilai mampu menolak campur tangan asing dan menggagas poros ekonomi “Jakarta–New Delhi–Beijing”. Kedua Presiden itu akhirnya tersingkir.
Tampilnya Megawati Soekarnoputri kembali membuka peluang IMF di Indonesia. Tidak seperti Gus Dur yang enggan menjual aset negara (karena itu ditekan IMF), pinjaman IMF mengalir semasa Megawati dengan keharusan menjual aset negara. Satu per satu aset bangsa berpindah ke tangan asing. Semasa Megawati, liberalisasi ekonomi berjalan tanpa batas.
Rafick memiliki expectation yang tinggi terhadap Susilo Bambang Yudhoyono. Ia berharap SBY lebih populis, dan kebijakan yang dirumuskan harus berpihak kepada rakyat. Masa depan bangsa tak boleh diserahkan kepada trinitas neoliberal: World Bank, IMF, dan WTO. Dengan legitimasi yang dimiliki, SBY harus berani melawan tekanan pihak asing.
Selain ketinggalan dari segi pendapatan per kapita, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki distribusi pendapatan sangat timpang, negara dengan utang terbesar, serta memiliki landasan struktural dan industri yang rapuh. Di bawah pengaruh Mafia Berkeley, utang yang besar dan terkurasnya kekayaan alam (seperti hutan dan sumber daya mineral), ternyata hanya menghasilkan pendapatan per kapita sekitar US$1.100, pemenuhan kebutuhan dasar sangat minimum, dan ketergantungan finansial pada utang luar negeri.
Buku karya Rafick ini sayangnya minim data, sehingga tampak seperti clipping berita jurnalistik dengan analisis trivial yang selektif tentang berbagai peristiwa dalam pengamatan fragmentaris dan oratoris. Dia pun jauh dari kepakarannya dalam bidang ekonomi, sehingga hanya terbesut pada analisis berdasarkan insinuasi dan innuendo (sindiran atau ucapan tidak langsung). Namun demikian, kehadiran buku ini mencengangkan. Seolah menyadarkan kita akan kelemahan struktural yang laten di bawah kepemimpinan lima Presiden Indonesia.
Buku Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia ini merupakan hasil investigasi dan penelusuran jurnalistik selama sepuluh tahun (1997-2007) oleh seorang wartawan yang membuktikan gagalnya Mafia Berkeley dalam membangun perekonomian nasional. Kegagalan kelompok ekonom yang merumuskan arah pembangunan nasional selama 40 tahun, sekaligus telah mewariskan potensi sebagai sebuah negara yang gagal (failed state). review by (Syafruddin Azhar)


download buku / E-Book gratis ini, klik di sini

Dan Brown The Da Vinci Code





The Da Vinci Code adalah sebuah novel karangan Dan Brown seorang penulis Amerika dan diterbitkan pada 2003 oleh Doubleday Fiction (ISBN 0-385-50420-9). Buku ini adalah salah satu buku terlaris di dunia dengan 36 juta eksemplar (hingga Agustus 2005) dan telah diterjemahkan ke dalam 44 bahasa, termasuk Indonesia.

Menggabungkan gaya detektif, thriller dan teori konspirasi, novel ini telah membantu mempopulerkan perhatian terhadap sebuah teori-teori tentang legenda Piala Suci (Holy Grail) dan peran Maria Magdalena dalam sejarah Kristen - teori-teori yang oleh Kristen dipertimbangkan sebagai ajaran sesat dan telah dikritik sebagai sejarah yang tidak akurat. Buku ini adalah bagian kedua dari trilogi yang dimulai Dan Brown dengan novel Malaikat dan Iblis (Angels and Demons) pada tahun 2000, di mana diperkenalkan karakter Robert Langdon.
Dibalik semua kontroversialnya, buku ini tetap layak di baca.

silakan download di sini.

Dampak Tayangan Pornografi pada Anak

Selasa, 26 April 2011


“Aduh, Mbak !!! Teman anak saya yang besar (kelas 6 SD, perempuan-pen) bawa video porno di HPnya.” cerita seorang teman suatu hari.
Saya terkejut sekaligus miris. Pornografi sudah jadi konsumsi anak SD ! Bahkan kelas 1 SD !
“Jadi bagaimana, Mbak?” tanya saya.
“Yah mau bagaimana lagi? Sudah telanjur” Jawab teman saya pasrah. Gubrak!!! Masya Allah!
Pornografi pada anak usia sekolah dasar sebenarnya bukanlah berita baru. Sebelumnya di tahun 2008 Yayasan Kita dan Buah Hati sudah melakukan survey pada 1.625 siswa kelas 4-6 sekolah dasar wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Pada survey ini terungkap bahwa 66 % dari mereka telah menyaksikan materi pornografi lewat berbagai media. Sebanyak 24 % di antaranya lewat komik, 18 % melalui games, 16 % lewat situs porno, 14 % melalui film, dan sisanya melalui VCD dan DVD, telepon seluler, majalah dan koran.
Mereka umumnya menyaksikan materi pornografi itu karena iseng (27%), terbawa teman (10%), takut dibilang kuper (4%). Ternyata anak-anak itu melihat materi pornografi di rumah atau kamar pribadi (36%), rumah teman (12%), warung internet (18%), rental (3%).
Hasil survey ini sanggup membuat saya merinding.
Apa saja sih dampak negatif dari tayangan pornografi bagi perkembangan anak usia dini?

1.  Pelecehan seksual
Setelah melihat tayangan pornografi, biasanya orang yang bersangkutan lalu mencari cara untuk melampiaskan dorongan seksnya. Nah anak usia dini adalah individu yang sangat rentan terhadap pelecehan seksual, apalagi di Indonesia sendiri pendidikan seks untuk anak bagi sebagian besar orangtua masih tabu dan belum waktunya diberikan. Hasilnya anak sering menjadi korban pelampiasan seks oleh orang disekitarnya terutama yang dekat dengan anak, seperti kasus diatas ternyata pelecehan dilakukan sendiri oleh om korban. Selain karena mudah dimanfaatkan, anak juga tidak tahu bahwa organ vital seharusnya tidak boleh ditunjukkan pada orang lain.

2. Penyimpangan seksual
Anak balita atau anak usia dini yang belum waktunya sudah melihat adegan atau tayangan hubungan intim suami istri atau tayangan –tanyangan porno lainnya, dan tidak ketahuan orangtua sehingga tidak langsung diberi pemahaman (dengan bahasa yang mudah dipahami anak tentu saja) ketika dewasa kelak bisa mengalami penyimpangan seksual, karena yang ada dalam benak anak adegan itu jorok, sakit,  seram dll…

3.  Sulit konsentrasi

Bagaimana bisa konsentrasi kalau yang ada dalam pikiran anak adalah pikiran-pikiran kotor. Belum lagi kalau anak belum paham sehingga yang ada dalam otak anak adalah berbagai pertanyaan seputar adegan atau tayangan porno yang baru dia lihat. Ingat loh ini konteksnya anak usia dini. Mana ada sih anak balita yang paham dengan adegan porno?  Yang bahaya lagi, kalau sudah tertanam dalam otak maka untuk menghapus akan sangat sulit. Kenapa ? karena seks merupakan kebutuhan dasar manusia. Anak yang sudah menemukan kenikmatan seks sebelum waktunya dan tertanam secara mendalam dalam pikirannya akan sulit untuk dihilangkan. Kasihan kan padahal masa depannya masih panjang, masih banyak dibutuhkan konsentrasi2 dalam hidupnya….

4. Tidak percaya diri

Anak bisa saja jadi tidak percaya diri, kenapa? Karena frame yang dia lihat dari maraknya tayangan TV atau bahkan lingkungan disekitarnya, ” kalau mau cantik dan punya banyak teman ya harus berpakaian terbuka ”, ” kalau berpakaian tertutup kuper gak gaul, ndeso ”. Besok-besok anak akan muncul PD-nya ketika berpakaian minim dan terbuka.

5. Tertutup dan minder

Anak yang mengalami pelecehan seksual atau kekerasan seksual biasanya cenderung menarik diri, tertutup dan minder. Apalagi kalau orangtua tidak segera mencari bantuan psikolog dan cenderung menyalahkan anak, memarahi atau menggunakan kekerasan. Dimasa depan bisa saja kemudian anak akan sangat membenci orang dengan jenis kelamin tertentu karena mengingatkan pada kejadian seram masa kecilnya.

6. Meniru
Ingat loh anak usia dini adalah peniru ulung, apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar dari orang dewasa dan lingkungannya akan ditiru. Anak kan belum tahu mana yang benar atau mana yang salah, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, yang mereka tahu orang dewasa adalah model atau sumber yang paling baik untuk ditiru. Bisa dibayangkan kan kalau isi tayangan TV, adegan porno diinternet, HP, kelakuan orang-orang ditempat umum yang tidak bermoral ditiru mentah-mentah oleh anak ? wah saya saja tidak berani membayangkan….     silahkan download video tentang dampak bahaya pornografi disini

Pengaruh Pornografi terhadap Otak Anak
Hari Jum’at lalu (10/04) di TVRI dalam acara Untukmu Ibu Indonesia, Dr Adre Mayza Sp.S(K) dan Ibu Elly Risman menjelaskan bahwa akibat dari pornografi pada otak anak adalah:
1.    Bagian depan otak yang mengatur gerak dan perilaku akan menyusut. Bisa berpengaruh pada berkurangnya rasa tanggung jawab.
2.   Neuron transmitter, yakni bagian otak yang mengontrol pada kesenangan, bekerja berlebihan. Pada saat dewasa mereka akan berperilaku hanya berdasarkan kesenangan saja, sehingga tidak dapat mengontrol dirinya.
3.   Ketidakmampuan mengontrol batasan perilaku, akibatnya kecendrungan untuk mudah depresi lebih besar.
4.  Saat dewasa anak-anak yang biasa menyaksikan pornografi hanya memandang wanita sebagai objek seksual saja.
5.  Ada kemungkinan melakukan kekerasan seksual dan phedophilia.
Singkatnya Bu Elly Risman mengatakan bahwa jika narkoba menyebabkan 3 syaraf otak rusak, maka pornografi menyebabkan 5 syaraf otak yang rusak!